Senin, 20 April 2009

CARA BERPIKIR ORANG KAYA Vs ORANG MISKIN

CARA BERPIKIR ORANG KAYA Vs ORANG MISKIN

Seringkali saya mendengar gerutuan orang- orang yang mengatakan bahwa dunia ini tidak adil, karena yang kaya semakin kaya, dan yang miskin tetap miskin. Orang yang miskin acapkali berkata, seandainya mereka diberi kesempatan, mereka juga bisa kaya. Atau kalau mereka punya modal yang banyak atau pandai, mereka bisa mempunyai perusahaan juga. Benarkah modal bisa membuat orang kaya Banyak orang yang menang undian berhadiah, tapi dalam sekejab pula hartanya tersebut habiskarena tidak dikelola dengan baik.

Kaya dan miskin dalam konteks disini bukan dalam arti fisik, namun dari cara anda memandang uang. Apabila anda mempunyai rumah bak istana dengan lima mobil, namun anda selalu merasa kekurangan uang, berarti anda adalah orang miskin. Sebaliknya, seorang tukang becak yang sudah cukup puas dengan makan tiga kali sehari, bisa dianggap orang kaya. Robert Kiyosaki pernah mengatakan bahwa yang membedakan seseorang kaya dan miskin bukan uang, kepandaian atau modal, tetapi CARA BERPIKIR. Nah, cara berpikir seperti apa yang membuat orang kaya

Pertama adalah masalah tabungan (saving).
Orang miskin berpikir menabung di tempat yang aman, orang kaya berpikir investasi di tempat yang nyaman. Tempat menabung yang aman menurut orang miskin adalah tempat yang paling sering didengar keberadaannya, paling banyak cabangnya, paling besar gedungnya, bunganya stabil, dan bisa memberikan jaminan keamanan apabila terjadi sesuatu. Sedang tempat menabung yang nyaman menurut orang kaya adalah tempat yang tidak banyak diketahui orang, beresiko tinggi, pendapatannya naik turun setiap saat, dan perlu keahlian khusus untuk mengelolanya. Prinsip orang miskin disini adalah “Safe Risk, Stable Return”, sedang orang kaya adalah “High Risk, High Return”.

Kedua adalah masalah penghematan vs pendapatan.
Orang miskin sangat mematuhi aturan “Jangan sampai besar pasak daripada tiang”. Artinya, seandainya pendapatan kita Rp 1 juta, sedangkan pengeluaran kita 1,5 juta, maka sebisa mungkin pengeluaran ditekan hingga Rp 800 ribu, masih sisa Rp 200 ribu untuk ditabung. Disisi lain, orang kaya jika mempunyai pendapatan 1 juta dan pengeluarannya 1,5 juta, maka mereka akan bekerja lebih keras sehingga pendapatannya mencapai 2 juta. Sehingga pengeluaran 1,5 juta tertutup dan masih tersisa Rp 500 ribu untuk ditabung. Bisa kita lihat disini, bahwa orang kaya pun mematuhi aturan penghematan tersebut, tapi dari sisi yang berbeda. Orang miskin melihatnya dari seberapa besar pendapatannya, lalu menekan pengeluarannya, sedang orang kaya melihat dari sisi pengeluarannya, lalu meningkatkan pendapatannya.

Ketiga adalah masalah bagaimana anda dan uang bekerja bersama.
Orang miskin bekerja keras demi uang. Orang kaya menempatkan uang mereka pada instrumen tertentu agar bekerja keras bagi mereka. Disini semakin keras orang miskin bekerja, mereka akan mempunyai banyak uang, tetapi mereka hampir tidak mempunyai lagi waktu luang. Sebaliknya, semakin keras uang bekerja bagi orang kaya, mereka semakin punya banyak uang serta waktu luang. Itulah sebabnya tidak usah heran melihat orang kaya dengan ribuan karyawan masih sempat main golf, sedangkan orang miskin mengatakan tidak punya waktu mengantar anak tunggalnya jalan-2 ke mall karena sibuk bekerja.

Keempat adalah pengelolaan uang tambahan.
Seringkali jika kita menerima uang tambahan diluar gaji bulanan seperti THR, bonus, atau hasil kerja sampingan, pikiran orang miskin akan langsung digunakan untuk membeli sesuatu, karena dianggap duit tambahan tersebut sebagai rejeki dadakan.Orang kaya akan berpikir untuk menempatkan uang tambahan tersebut pada investasi tertentu, dan bunganya baru dipakai untuk membeli sesuatu.

Tiga hal yang berperan disini adalah waktu, modal awal dan bunga. Orang miskin dari segi waktu lebih cepat memperoleh barangnya, namun modal awalnya habis dan tidak memperoleh bunga. Sebaliknya, orang kaya lebih bisa menahan diri untuk membeli barang dalam waktu yang lebih lama, namun modal awalnya masih ada, karena pembelian
dilakukan dengan bunga.

Bagaimana cara berpikir anda, sudahkah anda berpikir seperti orang
kaya
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Berpikir Orang Sukses :

"Successful people think differently than unsuccessful people"

Ungkapan ini berusaha menjelaskan bahwa perbedaan utama antara orang sukses dan orang gagal ada pada cara berpikirnya. Mereka yang sukses adalah mereka yang selalu menggunakan kekuatan berpikir untuk terus memperbaiki hidupnya sehingga lebih baik.

Orang-orang yang sukses ini adalah mereka yang memiliki tipe berpikir positif.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Tipe berpikir orang-orang sukses ini adalah:

1. Big picture thinking bukan small thinking
Cara berpikir ini menjadikan mereka terus belajar, banyak mendengar dan terfokus sehingga cakrawala mereka menjadi luas.

2. Focused thinking bukan scattered thinking
Sehingga dapat menghemat waktu dan energi, loncatan-locatan besar dapat mereka raih.

3. Creative thinking bukan restrictive thinking
Proses berpikir kreatif ini meliputi: think-collect-create-correct-connect.

4. Realistic thinking bukan fantasy thinking
Memungkinkan mereka meminimalkan risiko, ada target & plan, security, sebagai Katalis dan memiliki Kredibilitas.

5. Strategic thinking bukan random thinking
Sehingga simplifies, customize, antisipatif, reduce error and influence other dapat dilakukan.

6. Possibility thinking bukan limited thinking
Mereka dapat berpikir bebas dan menemukan solusi bagi situasi yang dihadapi.

7. Reflective thinking bukan impulsive thinking
Memungkinkan mereka memiliki integritas, clarify big picture, confident decision making.

8. Innovative thinking bukan popular thinking
Menghindari cara berpikir yang awam untuk meraih sesuatu yang lebih baik.

9. Shared thinking bukan solo thinking
Berbagi pemikiran dengan orang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

10.Unselfish thinking bukan selfish thinking
Memungkinkan mereka berkolaborasi dengan pemikiran orang lain.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
11.Bottom line thinking bukan wishful thinking
Berfokus pada hasil sehingga dapat meraih hasil berdasarkan potensi pemikiran yang dimiliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar