Senin, 20 April 2009

Tiga Syarat Jadi Pengusaha

Tiga Syarat Jadi Pengusaha

Ya, tiga syarat saja untuk jadi pengusaha. Itu yang saya sampaikan di acara talkshow “Wanita dan Wirausaha” yang digelar Kutukutubuku.com dalam rangka hari Kartini, Sabtu lalu di ITC Permata Hijau, Jakarta. Di hadapan para pelanggan toko buku online yang kebanyakan ibu-ibu muda itu saya memberikan contoh wanita yang sukses meniti gelombang kewirausahaan dari nol. Termasuk dalam contoh itu adalah Susi Pudjiastuti. Tiga dara pendiri Kutukutubuku.com — Ollie, Angel, dan Christine — juga termasuk yang saya jadikan contoh, meski mereka baru memulai bisnis ini setahun lalu.

Nukman Luthfie di Kutukutubuku.com

Apa ketiga syarat itu?

Pertama: Berani meninggalkan zona nyaman.

Setiap orang selalu merindukan zona nyaman. Mereka setengah mati berusaha meraihnya. Dan setibanya di zona tersebut mereka istirahat dan menikmati kenyamanan. Sayangnya, sebagian besar tertidur di zona itu, tak mau bergerak, sehingga tanpa sadar zona itu lama-lama tidak nyaman dan bahkan cenderung berbahaya. Dan ketika sadar, ia tak mampu lagi keluar dari zona nyaman dan — apa boleh buat — ia terjabak di sana selamanya.

Salah satu zona nyaman yang berbahaya bagi karyawan adalah gaji atau pendapatan yang tetap. Sedangkan bagi pengusaha adalah penguasaan pasar atau kestabilan perusahaan.

Nah, mereka yang berbakat jadi pengusaha adalah mereka yang tidak terjebak dalam zona nyaman. Bahkan mereka cenderung mencari tantangan untuk menciptakan zona nyaman baru. Mereka berani bertarung di pasar. Mereka berani menjual harta yang dimilikinya untuk memulai usaha. Susi Pujiastuti, sang ekportir hasil laut terbesar di negeri ini misalnya, memodali sendiri bisnisnya dengan menjual anting-anting dan gelangnya seharga Rp 750 ribu. Saya sendiri sempat “menggadaikan” rumah dan menjual mobil ketika usaha saya sempat goncang di tengah jalan.

Sementara Ollie dan Angel berani meninggalkan zona aman sebagai karyawan dengan gaji tetap demi membesarkan toko buku onlinenya (Kutukutubuku.com), butik onlinenya (Heartyboutique.com) serta solusi toko onlinenya (TukuSolution.com). Contoh lain, Iim Fahima dan Adhitia Sofyan berani meninggalkan gaji mewahnya sebagai karyawan biro iklan tradisional dan masa depannya yang cerah di sana, untuk membangun konsultan komunikasi pemasaran online Virus Communications.

Ketika sudah jadi pun, mereka yang berjiwa pengusaha tidak berhenti. Mereka biasanya resah dan segera berusaha meninggalkan zona aman “bisnis sudah jadi”. Mereka terus berpacu untuk membesarkan usahanya. Uang mereka tidak dibiarkan menganggur di bank, reksanada dan sejenisnya. Mereka tumpahkan harta mereka untuk menciptakan peluang baru.

Kedua, Fokus.

Memang ada saja pengusaha yang sukses meski ia tidak fokus di bisnis terntentu. Meski demikian, setahu saya, lebih banyak pengusaha yang sukses karena fokus ketimbang yang kurang fokus. Bill Gates tutup mata bertahun-tahun sepanjang hidupnya hanya fokus di bisnis peranti lunak, dan dia menjadi orang terkaya di dunia13 tahun berturut-turut. Susi Pudjiastuti yang setiap hari bergelut dengan ikan, kini jadi eksportir hasil laut terbesar. Sebaliknya, kebanyakan konglomerat yang masuk ke sana ke mari, bahkan membuat bank ketika boom bisnis finasial 1980-an, akhirnya terpuruk dan jadi pasien BPPN.

Fokus itu bertahun-tahun. Bukan cuma beberapa tahun. Apalagi beberapa bulan. Maka fokus di sini adalah fokus yang butuh kesadaran dan penuh passion.

Ketiga, Determinasi.

Pengusaha itu jatuh sekali, bangun dua kali. Jatuh dua kali, bangun tiga kali. Jatuh sepuluh kali, bangun sebelas kali, dan seterusnya. Sama seperti laba-laba membangun sarangnya. Ia terus menerus merajut sarang. Meski kena angin dan jatuh, ia kembali lagi meneruskan sarangnya agar jadi utuh. Jatuh lagi pun, ia kembali lagi. Seperti tak kenal lelah. Tak kenal kecewa. Tak kenal putusasa. Tak kenal mengeluh.

Mereka punya determinasi.

Tak kenal menyerah sebelum saatnya.

Karena Hidup Adalah Pilihan


Salam sahabat Mpers yth,

To Lead is to Decide demikian ungkapan yang sangat dekat dengan kerja seorang pemimpin.
Bahwa ketka anda berani mengambil peran sebagai seorang pemimpin, anda juga harus berani
membuat keputusan-keputusan penting demi kemaslahatan apa yang anda pimpin. Jangan lupa juga
bahwa ketika kita bicara seorang pemimpin, sesungguhnya kita tidak serta merta bicara tentang
pemimpin dalam makna luas, seperti seoarang kepala negara, khalifah, atau ketua organisiasi tertentu.
Kepemimpinan itu sesungguhnya juga sangat dekat kita. Karena kita, siapapun kita,
pada hakekatnya adalah seorang pemimpin, minimal kita adalah leader untuk diri kita sendiri.

Maka, sebelum anda menjadi seorang pemimpin hebat dalam konteks yang lebih luas, belajarlah menjadi
pemimpin tangguh untuk diri anda sendiri, yang salah satunya dibuktikan dengan keberanian anda dalam
mengambil keputusan-keputusan penting terkait masa depan anda. Keputusan-keputusan yang kadangkala
tidak mudah, namun harus diambil demi masa depan anda yang lebih baik.

Tidak sedikit orang yang terlambat menikah, misalnya, hanya karena dia tidak berani mengatakan 'yes'
pada pernikahan. Banyak orang yang bertahan hidup beratahun-tahun dalam stagnasi yang akut,
hanya karena dia tidak berani mengatakan (memutuskan) 'selamat tinggal' terhadap masa lalunya.
Dan cukup banyak orang yang bertahan bekerja dengan situasi yang sebenarnya dia tidak nikmati,
karena dia dipenuhi keraguan apakah dia bisa mendapatkan pekerjaan lain yang lebih baik ketika
dia harus memutuskan meninggalkan peerjaan sebelumnya.

Lebih jauh, jika anda ingin belajar dan mengasah diri anda agar bisa mengambil keputusan yang efektif
untuk masa depan anda yang lebih baik, anda juga mesti memiliki mentalitas pendukung,
yaitu keberanian mengambil resiko (risk taking). Atau dalam bahasa yang lebih jelas,
anda harus BERANI GAGAL.

Setiap keputusan tentu memiliki konsekwensi. Termasuk konsekwensi terburuk sekalipun.
Kalau kita ingin berubah, kita harus berani menghadapi resiko ini. Kita harus berani meninggalkan
zona kenyamanan ini. Tidak ada perubahan yang gratis. Semua ada harga yang kita bayar.
Sebagaimana halnya seekor kupu-kupu yang indah. Si kupu-kupu tidak serta merta menjadi indah dan
elok dipandang. Adalah sunnatullah bahwa kupu-kupu yang cantik itu berawal dari seekor ulat,
kemudian berubah menjadi kepompong, dan barulah kemudian menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tadi.

Masalahnya adalah apakah kita akan tetap menjadi ulat, atau berani meninggalkan '
zona nyaman seekor ulat', dan kemudian memutuskan menjadi seekor kupu-kupu dengan meninggalkan dunia
ulat, berubah dan 'bersakit-sakit' menjadi kepompong, dan setelah itu menjadi seekor kupu-kupu?

Hidup adalah pilihan. Allah tidak akan merubah nasib seseorang, sebelum dia sendiri yang memutuskan
untuk berubah. Hidup adalah perubahan. Tidak ada satupun yang abadi di dunia ini,
kecuali perubahan itu sendiri. Maka sesungguhnya bagi mereka yang bertahan dalam stagnasi,
mereka yang masih bisa menikmati kejumudun, dan bersabar denga keadaan statis,
sesungguhnya mereka telah melawan kemestian alam.

Tinggal kita, mau pilih yang mana?

Keluar dari Zona Nyaman

Mengapa banyak orang susah berubah? Apakah dikarenakan masalah kemampuan? Ternyata bukan.
Apakah yang menghambat? Jawabnya: Comfort zone atau zona nyaman “.
Musuh terbesar dari seorang pemenang adalah Comfort zone.
Karena seseorang yang terjebak didalamnya akan merasa
nyaman sehingga membuatnya enggan untuk beranjak dan pindah ke keadaan yang baru.

Manusia memang mudah terbuai dengan comfort zone dan melupakan hal hal penting yang mesti dilakukan,
hal ini sama dengan cerita yang saya pernah baca 10 tahun yang lalu tentang seekor kodok yang mati
kepanasan didalam sebuah wajan.

Ada seekor kodok dimasukan kedalam wajan yang berisi air, kodok tsb tidak berusaha beranjak dari
wajan dan terus berenang, namun perlahan-lahan wajan tersebut dipanaskan, sedikit demi sedikit air
mulai dipanaskan maka ketika air tiba tiba menjadi panas dan mendidih si kodokpun tidak sempat
melarikan diri karena sudah terjebak dalam kenyamanan air dan akhirnya mati.

Ini sering yang terjadi pada orang yang tidak mau keluar dari zona nyaman.
Selagi muda menghabiskan waktu berharga dengan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif,
dan ketika ada kesempatan ia tidak memanfaatkannya karena merasa sangat nyaman dalam comfort zonenya.
Contoh konkrit, misalnya ada yang mengatakan bahwa tahun depan saya akan mulai belajar sebuah
skill atau sebuah bahasa, atau bahkan memulai sebuah usaha sampingan, namun ketika tiba waktunya
bulan depan ia pun lupa dan sambil melakukan pembenaran pada dirinya bahwa tahun ini… tidak cocok
untuk kita belajar sebuah skill, waktunya tidak tepat untuk kita memulai dan lain lain.
Sebenarnya bukan waktunya yang tidak cocok akan tetapi lebih kepada sebuah pembenaran bagi kita
untuk tidak melakukannya.

Banyak impian maupun hal hal indah akan terbuang karena kita tidak mampu melawan zone nyaman ini.
Solusinya sederhana yaitu segera putuskan untuk keluar dari zona nyaman betapapun nyamannya.
Tunda dulu kenikmatan dan segera lakukan hal hal yang bermanfaat.

Kita pasti bisa kalau kita mau. Karena manusia selalu mempunyai kemampuan untuk memilih apa yang
terbaik baginya apalagi kalau dia betul-betul menginginkannya. Salam Outstanding.

Waktu kecil, saya pernah membaca sebuah komik yang berjudul Kungfu Boy. Di komik ini, ada bagian yang pernah menceritakan tentang kisah seekor belalang. Jadi saat itu, Chinmi (tokoh utama dari komik tersebut) sedang berguru dengan gurunya untuk mempelajari sebuah ilmu kungfu baru. Lalu guru itu memberikan sebuah belalang kepada Chinmi yang telah dimasukkan ke dalam kotak untuk disimpannya dalam waktu satu minggu dan dijaga agar tetap hidup. Setelah satu minggu berlalu, Chinmi kembali ke gurunya dengan membawa belalang beserta kotaknya. Kemudian disuruhnya Chinmi untuk membuka kotak dan mengeluarkan belalang tersebut. Guru tersebut lalu mengambilkan seekor belalang lagi yang baru saja dia ambil dari semak belukar. Dan setelah itu dibandingkan lah kedua belalang tersebut. Hasilnya, belalang yang pertama (yang dibawa chinmi) hanya bisa melompat setinggi kotak itu, dan belalang yang kedua bisa melompat 7 kali lebih tinggi dari belalang yang pertama.

Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman, seolah membuat kita terkurung dalam kotak yang membatasi semua potensi yang ada dalam diri kita. Kotak itulah yang menjadi zona nyaman kita, zona dimana potensi yang seharusnya bisa kita keluarkan dari diri kita tetap terkurung dalam sebuah kotak. Dan seharusnya kita bisa mencapai mimpi-mimpi yang kita inginkan jika kita mau keluar dari zona nyaman kita.

Tapi kita juga menyadari bahwa terkadang memang cukup sulit untuk keluar dari zona nyaman tersebut. Bayangannnya seperti ini : ketika kita sudah terbiasa (nyaman) pergi kuliah dengan naik motor, maka ketika kita harus terpaksa naik angkot maka ada perasaan yang tidak enak ketika menaikinya, iya kan?

Nah, menurut saya orang yang keluar dari zona nyaman akan :

1. Merasakan sebuah perasaan tidak enak.
2. Kehilangan kenikmatan (kenyamanan) yang terbiasa dirasakan di zona nyaman.
3. Membandingkan kondisi baru yang dimasukinya dengan zona nyamannya dahulu.
4. Terancam (takut) karena berinteraksi dengan hal yang tidak diketahuinya.
5. Ditarik kembali ke zona nyamannya.

Itulah sebabnya mengapa susah keluar dari zona nyaman. Karena kenyamanannya,
zona nyaman itu mempunyai daya tarik yang sangat hebat. Meski zona baru menjanjikan kondisi
yang lebih baik, tapi kondisi lebih baik itu kan baru janji, bukan fakta. Sedangkan zona nyaman
adalah fakta yang telah dirasakan. Zona baru pun berbentuk zona yang belum diketahui benar
kondisinya seperti apa. Nah, ketidaktahuan ini lah yang menimbulkan ketakutan. Dan kita sebagai
manusia punya naluri untuk mencoba menghindari apa yang ditakutinya.

Akan tetapi, tentu saja kita tidak mau menjadi belalang yang pertama bukan, Dan bila potensi
dari diri kita yang sesungguhnya ingin muncul, kita harus take action untuk menembus kotak tersebut.
Tidakkah kita pernah mempertanyakan kepada nurani bahwa kita bisa melompat lebih tinggi dan lebih
jauh kalau kita mau menembus kotak itu? Tidakkah kita ingin membebaskan diri agar kita bisa mencapai
sesuatu yang selama ini dianggap diluar batas kemampuan kita?

Beruntung kita sebagai manusia kita dibekali kemampuan untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu
saja pada apa yang kita alami. Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang kita ingin
capai. Sakit memang, lelah memang, tapi bila sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti
akan terbayar.

Orang tidak mungkin mengerjakan sesuatu yang bermakna sementara mereka tetap di zona nyaman mereka.
Untuk mengerjakan sesuatu yang besar, anda harus mengambil resiko. Ada banyak alas an orang santai
saja di zona nyaman mereka daripada berjuang ke zona akhir. Antara lain karena :

1.Kurangnya Dahaga.
Kalau Anda tidak mendapatkan apa yang anda inginkan, itu tandanya anda tidak serius menginginkannya
atau anda berusaha menawar harganya.

2.Ketidaksediaan untuk berkorban.
Ketika Anda berpikir dapat mendapatkan sesuatu secara Cuma-Cuma, Anda akan semakin sulit mengerjakan
sesuatu.

3.Kurangnya Keyakinan.
”Rasanya saya tidak sanggup” itu berasal dari ”Rasanya saya bukan demikian”.

4. Bergumul dengan persoalan-persoalan pribadi.
Orang kesulitan “lepas landas” ketika dibebani oleh banyak beban emosional.

5.Terlalu membuang waktu untuk hal-hal yang sepele.
Kegiatan itu belum tentu menghasilkan prestasi. Jangan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang tidak
berarti.

6.Kurangnya kreativitas.
Kalau anda kurang menanyakan “mengapa begini ?” Seseorang akan menanyakan ”mengapa harus anda ?”

7.Hidup di hari kemarin.
Kalau masa lalu itu hebat tampaknya bagi anda, mungkin hari ini anda belum cukup berbuat.

8.Kurangnya fokus.
Yang terpenting adalah mendahulukan yang utama.

9.Kegagalan-kegagalan di masa lalu.
Hanya karena anda pernah gagal tidaklah berarti anda itu pecundang.

10. Kelelahan fisik, emosional atau rohani.
Terkadang Anda harus meluangkan waktu untuk istirahat dan memperbaharui diri.
Itu bisa membuat anda segar kembali atau menghidupkan semangat anda akan visi anda sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar