Senin, 20 April 2009

Harga Sebuah Ide

Harga Sebuah Ide

Tadi malam, Kick Andy hadir dengan tema yang sangat inspiratif khususnya bagi
setiap orang yang mau bangkit dengan berwirausaha ”From Zero To Hero”.
Menjadi sangat menarik karena juga dihadiri sang begawan marketing,
Hermawan Kertajaya yang memberikan ulasan tentang ide kreatif dari empat pengusaha
sukses yang hadir malam itu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Juallah Bisnis, Maka Akan Sukses
Acara ini menghadirkan sang empunya ide kreatif dari Jogya dengan mengangkat
Ketela sebagai jajanan yang bermartabat, yaitu empat orang sekawan ,
Eko Yulianto, Fath Aulia Muhammad, Asyari Tamimi dan Febri Triyanto.
Yang kesemuanya berpredikat sarjana dan bahkan ada yang S2-MM.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Bermodalkan sebuah gerobak berwarna merah kuning bermerk Tela-Tela,
mereka berempat mampu menarik konsumen penyuka cemilan gorengan.
Obsesi mereka mengangkat derajat singkong supaya selevel dengan cemilan impor. Yang dahsyat,
hanya dalam waktu 2 tahun, sekitar 1200 outlet Tela-tela sudah menyebar di seluruh Indonesia,
dan telah memberikan omzet bagi 4 sekawan ini 2-3 Miliar per-bulan

===================================================================================================
Bisa Sukses Meskipun Tidak Lulus SMA
Juga ada cerita dari Ibu Susi Pujiastuti yang belum sempat menuntaskan sekolah SMAN-nya
tapi sudah sukses dengan menjadi exportir ikan segar ke berbagai negara dengan omset miliaran.

Dan saat dia mengembangkan maskapai penerbangan Susi Air dengan 12 pesawat Cessna Grand Caravan,
hanya dengan modal awal 750 ribu rupiah. Dan dia menorehkan sebagai pesawat yang mendarat pertama
kali di Meulaboh saat musibah tsunami beberapa tahun yang lalu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak Puas Jadi Karyawan
Atau kita akan termotivasi dari kisah Budiyanto Darmastono,
seorang lulusan D3 Akuntansi UGM yang berasal dari keluarga guru yang tak puas
bekerja sebagai pegawai bidang akuntansi, dengan penghasilan yang menurutnya hanya begitu-begitu saja.

Bermodalkan uang 24 juta hasil meminjam saudara dan temannya,
Budiyanto menyewa sebuah rumah kontrakan untuk dijadikan kantor bernama
PT. NCS yang bergerak dibidang courier service pada awalnya.
Gagasan briliannya saat itu adalah mengandalkan 2 komputer untuk mempercepat sistem database
dan pelaporan. Dan saat ini dia memiliki 3000 karyawan dan omsetnya menyentuh 9 miliar per-bulan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Ouval Research, Bisnis Dari Hoby & Komunitas
Ada cerita lagi dari pemuda yang dapat menginspirasi anda. Berawal pada hobi bermain skateboard,
mendorong Rizky Yanuar dan 2 temannya membuat sendiri kaos, jaket dan aksesoris bernuansa komunitas
skateboard pada 1998. Bermodalkan uang patungan sebesar 200 ribu rupiah, mereka bertiga memproduksi
sendiri jaket dan kaos bermotif skateboard.

Promosi lewat mulut ke mulut kepada sesama komunitas skateboard, berkembang ke jalur distro dan
akhirnya memiliki sebuah toko showroom khusus berbendera Ouval Research.
Ketekunannya untuk bertahan di segmen khusus anak muda, dibarengi inovasi dalam segi desain secara
terus menerus, membuahkan 4 outlet di Bandung dan Jakarta, serta 100 distributor di seluruh Indonesia
yang mengalirkan omzet 1-2 miliar per bulan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Berapakah harga sebuah ide
Coca Cola perusahaan raksasa dunia yang memproduksi minuman berkarbonasi dengan jutaan karyawan,
penghasilannya 169 miliar dollar pertahun, mereknya dihargai $ US 69, 6 miliar diatas para kampium
yang bisnisnya “lebih bergengsi” seperti Microsoft ($ US 64,1 miliar), IBM ($ US 51,2 miliar), GE
($ US 41,3 miliar), Intel ($ US 30,,9 miliar), Nokia ($ US 30,0 miliar), Disney ($ US 29,3 miliar),
dan Mercedez Benz ($ US 21,0 miliar).
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Pembaca, ide itu mahal. Sering nilainya unlimited. Kalau pun terpaksa harus muncul sebuah angka
nominal tertentu untuk harga sebuah ide, lebih karena kepentingan praktis, transaksi atas itu harus
berlangsung. Sejatinya, ide sendiri, susah diukur nilainya. Ia bergerak, memberi pengaruh terhadap
banyak hal, menciptakan banyak situasi-situasi baru.

Kewirausahaan, adalah “jagad ide” yang akan mati saat ide sudah hilang tergantikan dengan
rutinitas mekanistik. Rutinitas itu, sering terjadi sebagai dampak psiklogis dunia formal. Ya,
tegasnya pendidikan formal. Mereka bersekolah, tapi kebingungan dalam menyusun kemauannya sendiri.
Berbondong-bondong, mengekori sebuah tujuan tertentu, membuat sebuah peluang kerja,
menjadi kian sempit lantaran persaingan amat ketat.

Padahal, segudang fakta menunjukkan, mereka yang “lepas dari belenggu persekolahan dan penjara
pengetahuan”, malah melihat peluang dan membangunkan jiwa kewirausahaan dalam dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar