Rabu, 06 Mei 2009

SELAMAT DATANG

SUMONGGOH KAWULO ATURI MAOS

Dibajak Pengusaha Malah Pilih Keluar Kerja

kaosSaat awal merintis usaha, Nandang Juarsa (45) sempat mengalami trend peningkatan keuntungan drastis lewat produk kaos Batam-nya. Usahanya kemudian mengalami grafik terjun bebas saat produknya dibajak pemodal besar dari Cina. Kondisi itu, malah membuatnya nekad keluar dari pekerjaan lama yang sudah memberi kemapanan selama bertahun-tahun.

Sebelum menjadi seorang wirausahawan, Nandang Juarsa pria asal Garut, Jawa Barat sudah bekerja 8 tahun di PT MKPI (Mashusita Kotobuki Peripheral Indonesia) sebagai senior engineering. Ia juga sempat pindah kerja ke PT Siix Electronics Indonesia selama 6 tahun. jabatannya sebagai manager enginnering dengan penghasilan Rp. 14 juta per bulan.

Rintisan usaha Nandang sudah dilakukan sejak ia bekerja di PT MKPI tahun 1999 dan terus berlanjut saat memegang jabatan Manager Enginnering di PT Siix. Visi usaha pria itu termotivasi dari seminar-seminar enterperenuer yang digelar pengusaha kawakan nasional Bob Sadino.

Nandang menetapkan pilihan usaha untuk memproduksi kaos. Konsepnya seperti usaha kaos Dagadu di Jogja atau Joger di Bali. Prediksinya, sebagai kota urban industri dan wisata, Batam lumayan menggiurkan untuk usdha seperti itu. Saat awal produknya diluncurkan di Plaza Batamindo dan Matahari batam centre (kini arena futsal) , usaha kaos yang diberi merk kaos Batam langsung laris manis. Kaos Batam-nya banyak dibeli turis dan orang-orang yang mau pulang kampung.

”Omsetnya mencapai Rp. 20 juta. Padahal modalnya cuma Rp2,5 juta,” katanya.sambil tersenyum saat mengingat awal-awal usaha yang dirintisnya.

Dibajak Pemodal Besar, Nekad Mundur dari Jabatan

Seperti usaha-usaha mandiri lain yang dirintis mulai nol, grafik usaha kaos batam milik Nandang juga turun naik. setelah sempat mengalami fase menanjak, usaha yang digarapnya juga sempat anjlok. Kaos Batam-nya dibajak pemodal besar sehingga membuat usahanya hampir gulung tikar.

ceritanya, suatu hari ada seorang pria yang membeli sampai 100 kaos dan meminta semua motif kaos yang ada.Tapi tak lama setelah itu, di pasaran muncul kaos Batam yang sama persis dengan produksinya. Harga yang ditawarkan juga super murah, hanya Rp25 ribu. per kaos, sementara kaos yang dproduksi nandang sudah berbandrol Rp40 ribuan. Bisa ditebak kemudian, kaos Batam produksi Nandang jadi kalah bersaing.

”Kaos Batam saya dibajak,’ kata Nandang getir.

Hasil analisa yang dilakukannya saat itu, ternyata pembelian komplit semua motif kaos oleh seseorang itu untuk discan dan kemudian diproduksi lagi secara massal. Usut punya usut, kaos dengan merk dan motif sama yang dijual lebih murah itu ternyata buatan China. ”Sekali datang bisa sampai satu kontainer untuk order penjualan 1 tahun,” katanya.

Usahanya yang saat itu masih sampingan, jadi terpuruk. Kian terbengkalai setelah Nandang dapat promosi jabatan menjadi manager di PT Siiix. Usaha kaos Batam produksinya benar-benar morat marit..
Grafik trend usaha Nandang juga mulai menunjukkan gejala terjun bebas. Tapi, kondisi itu malah membulatkan tekadnya untuk mandiri. Nandang yang sudah memegang jabatan Manajer Engineering mundur dari posisinya. Januari 2009, Pria itu memutuskan keluar dari tempat kerjanya yang terakhir. Kok nekad?

”Saya sudah bulat ingin membesarkan perusahaan sendiri. Meski gaji sudah Rp14 juta, tapi kalau kerja di orang, berarti kita membesarkan perusahaan orang lain. Kalau kerja di usaha sendiri,, berarti kita membesarkan milik kita sendiri,” katanya.

Pilihan Nandang ternyata tidak salah. Setelah sempat jatuh bangun selama dua bulan, pada awal Maret ini usaha kaos Batam yang dijalankannya dari perumahan Muka Kuning Indah 1 Blok E nomor 1 bergairah lagi. Dalam tempo tiga pekan sudah terjual 300 lembar kaos.

Untuk bisa bersaing dengan kaos bajakannya dan produksi kaos-kos sejenis di Batam yang belakangan kian marak, Ia mematok harga bervariasi sesuai kualitas. harga kaos batam yang ditawarkannya mulai Rp20 ribu, Rp35 ribu dan Rp50 ribu.

“Kalau mau, ada juga tuh kaos yang bandrol harganya cuma Rp9 ribu” ujar pria ini yang sekarang sudah bisa tersenyum lagi..

Terima Order 1 Buah Kaos

Untuk bisa bersaing, Nandang juga mencari trik untuk terus meningkatkan kualitas gambar di kaos Batam. Biasanya kalau buat kaos pakai separasi, hasilnya gambarnya buram. ”Saya pakai teknologi heatpress modifikasi. Ini murni ide kreatif saya. Saya coba memadukan teknologi yang ada supaya hasil gambar di kaos Batamnya bagus,” katanya.

Dengan teknologi heatpress modifikasi, kaos Batam buatan Nandang diproduksi dengan banyak Pilihannya. Ada 38 motif gambar yang berbeda. diantaranya yang cukup laris adalah motif barelang pulau, barelang plus nama tempat batam, barcode metropolis Batam, teh obeng batam, banjir uang di Batam, batam suntik, hologram batam, tobat batam, transisi batam, unix kampung nelayan dan jembatan 1.

Hasil gambarnyapun sesuai dengan yang dibayangkan. Mulus, bahkan warna langit yang biru bisa semakin tajam dengan teknologi heatpress modifikasi hasil ide kreatifnya. ”Proses pembuatan kaosnya juga cepat. Dalam tempo 2 jam bisa membuat 200 kaos,”ujar alumni Universitas Pendidikan Indonesia jurusan elektronik.

Usaha kaos Batam ini sesuai dengan hobinya yaitu desain dan dipadu dengan ilmu pendidikannya yaitu elektronik. Kini, iapun kian bulat untuk terjun ke usaha kaos Batam. ”Mumpung saya masih muda 45 tahun, masih kuat untuk usaha,” katanya.

Meskipun begitu, Nandang punya pemikiran sendiri tentang kerugian dalam usaha. Seperti kata eneterprenuer idolanya, Bob Sadino. “Enterpreneur itu meskipun ujung-ujungnya duit, tapi kita jangan berharap duit dulu. Tapi berdoalah untuk tidak rugi. Jadi, kalaupun rugi, ruginya itu nikmat. Kalau untung sudah pasti nikmat sekali,” katanya. (andriani susilawati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar