Belajar Membaca - Pada dasarnya, setiap anak terlahir dgn bekal potensi bahasa. Usia 0-10 (kurang lebih kelas 4) adalah waktu yg tepat utk meletakkan dasar-dasar berbahasa.
Tugas orangtua adalah merangsang optimalisasi kemampuan berbahasa ini sejak dini. Buatlah bayi nyaman dgn bahasa dan cetakan huruf/angka. Sampai TK, anak sebenarnya belum perlu pelajaran formal (waktu yg dikhususkan utk belajar). Yg mereka perlukan dan inginkan adalah bermain, bermain, bermain. Lewat kegiatan bermain itulah mereka belajar.
Supaya kelak anak cepat membaca, praktisi classical education memberi resep sederhana: ajaklah anak Anda bicara sesering mungkin (dgn pengucapan jelas), biasakan dirinya dgn buku (buku bergambar, buku cerita yg dibacakan, buku tebal, buku tipis, any kind of buku deh!), sambil anak beraktivitas Anda juga bisa putarkan books-on-tape (rekaman buku yg dibacakan, tapi di Indonesia susah carinya ... kalau saya sih bikin rekaman sendiri)
Nanti, kalau anak Anda sudah cukup lancar bicara, kenalkan dia pada alfabet, lalu penyusunan suku kata. Sembari Anda biasakan dia membaca di “dunia nyata” (misalnya, membaca poster dan billboard di jalan, nama-nama produk di pasar swalayan, dan sebagainya.). Dan jangan lupa, Anda sendiri sebagai orangtua harus menjadi pembaca yg bergairah. Anak-anak cenderung ingin meniru orang dewasa.
Perlu diketahui: para praktisi classical education cenderung menolak cara belajar membaca model sight-words (anak memahami suatu kata karena menghafalkan bentuknya). Classical educator lebih setuju cara belajar sistem phonics (mengenal bunyi tiap huruf lalu menggabung-gabungkan bunyi itu dalam suku-suku kata). Alasannya, anak yg belajar dgn sight-words terpaku pada kata-kata itu saja, kalau ketemu kata lain yg dia belum “hafal” dia akan bingung bagaimana membacanya (kasus ini terutama terjadi di masyarakat berbahasa Inggris yg aturan phonics-nya rumit banget!). Dus, metode-metode sight-words seperti flashcards hanya dipakai sebagai pelengkap saja, bukan menu utama belajar membaca.
Tetapi diakui pula, metode sight-words akan cocok sekali dgn tipe anak pembelajar visual. Dgn mengandalkan ingatan visual, mereka lebih cepat “in” ke kegiatan membaca.
Kesimpulan saya: kenali dulu tipe anak Anda, baru tentukan metode yg cocok buat dia. Ada seribu jalan ke Roma, ada berbagai cara agar anak bisa membaca .
Sumber: sekolahrumah.com
Temukan Info Lain Seputar Belajar Membaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar